Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

pergi bawa bekal, pulang bawa hasil

Saat gerimis saya yang berada dalam tenda dan diantara perlengkapan pendakian yang dibawa, ketakutan tiba-tiba datang menemani sore itu. 


Jumat sore saya sudah siap untuk berangkat ke Gunung Gede, saya ikut dengan teman kantor menumpang sampai pasar induk tanah tinggi. Awalnya saya bersemangat karena akan jalan-jalan lagi, hingga pas pulang kantor pun saya tidak menunggu waktu lama untuk segera bergegas menuju ke Gunung Gede. Kali ini saya berangkat sendiri, karena sebelumnya ada beberapa kawan yang sudah saya tawari untuk ikut tapi tidak ada yang mau. 

Karena ingin cepat sampai di pos pendakian Gunung Gede jalur via Gunung Putri, pukul 17.10 wib saya sudah tiba di Pasar Induk Tanah Tinggi. Saya menunggu di tempat biasa, di loket parkir keluar mobil sayur setelah bongkar bawaannya. Setelah beberapa kali bolak-balik tanya ke supir yang membawa mobil dengan no polisi plat F, saya pun hampir putus asa karena saya menunggu sudah terlalu lama dan belum dapatkan tumpangan. Perasaan saya sudah tidak karuan karena hingga pukul 23.45 wib saya belum dapat juga tumpangan, pikiran saya sudah ingin pulang saja kembali ke rumah dan tidak jadi pergi ke gunung gede. Dengan mood yang sudah jelek karena terlalu lama menunggu mobil, saya pun melangkahkan kaki ke sebrang jalan pasar induk ingin berjalan pulang. Sudah habis kesabaran dan semangat saya untuk jalan-jalan, sambil jalan ke arah pusat pemerintahan saya melihat ada rombongan kecil orang yang membawa tas carrier masuk ke arah gudang bulog. Karena penasaran akhirnya saya menghampiri dan bertanya rombongan itu rencana mau naik ke gunung mana, salah satu dari mereka menjawab akan mendaki gunung gede. Tanpa basa basi saya langsung bilang untuk ikut bareng karena rombongan itu sudah dapat mobil tumpangan, pukul 1.25 wib dini hari mobil pun berangkat. Mobil yang ditumpangi saya adalah carry pick up, jadi angin yang berhembus ke belakang sangat kencang. Terlebih sopir nya seperti pembalap, yang bawa mobil nya di atas kecepatan normal. Memang kondisi jalan cukup sepi sabtu subuh kemarin, sampai salah seorang dari rombongan celetuk "sopirnya demam fast furious". 

Perjalanan sampai puncak lancar, dan tiba di pos pendakian gunung gede via jalur Gunung Putri pukul 4.20 wib. Lantas saya pun bergegas menuju basecamp meeting point acara, setelah sampai saya lanjut bersih-bersih karena dalam perjalanan sempat kena hujan ringan. 

Tepat pukul 8.35 wib semua peserta acara kumpul untuk briefing, dan setelah itu masing-masing persiapkan kembali barang yang akan dibawa. Pendakian dimulai dari pos pendaftaran, semua peserta nampak semangat dalam perjalanan kali ini. Kecuali saya sendiri yang dari awal berangkat sudah rusak mood nya, ditambah kurang tidur. Setiap melangkah saya diam saja tanpa bercanda dengan pendaki lain, karena mood nya sudah terlanjur rusak. Padahal saya pasti akan heboh sendiri dan banyak becanda jika sedang masuk hutan, karena di alam bebas saya bisa menjadi diri sendiri tanpa batasan. 

Tepat pukul 15.05 wib saya tiba di tempat kami berkumpul mendirikan tenda untuk bermalam, waktu itu keadaan cuaca di alun-alun surya kencana hujan ringan. Setelah tenda berdiri lantas saya pun tidur, karena kepala saya sangat sakit rasa nya seperti tercengkram. Tapi sakit kepala yang mengganggu dan perut lapar belum terisi makanan, ditambah hujan yang membuat udara makin dingin menjadikan istirahat saya tidak maksimal. Saat gerimis saya yang berada dalam tenda dan diantara perlengkapan pendakian yang dibawa, ketakutan itu tiba-tiba datang menemani sore itu. Entah kenapa ketakutan itu muncul, padahal saya sudah beberapa kali pergi lakukan perjalanan sendirian. Ketakutan bahwa memang ada beberapa hal yang tidak dapat dilakukan sendirian, juga timbul pertanyaan apa yang sebenernya saya lakukan? Apakah yang saya lakukan ini hanya kegiatan sia-sia dan membuang banyak waktu? Mau sampai kapan terus seperti ini? Apa yang sesungguhnya saya sedang cari? Semua pertanyaan itu muncul terlintas di pikiran saya, keadaan hati dan pikiran semakin tidak karuan.

Sampai akhirnya saya sadar hujan sudah tidak lagi turun, dan terlihat dari dalam tenda langit kembali cerah. Saya berdoa minta diberikan ketenangan dan kekuatan lagi baik fisik juga mental, berharap seperti langit yang begitu mempesona saat cerah sehabis hujan. Saya percaya setiap kita melewati hujan badai, pasti juga akan muncul langit yang cerah. Juga habis gelapnya malam, akan muncul pagi yang indah. Begitu juga dalam hidup yang kita lalui, banyak peristiwa yang terjadi. Entah itu peristiwa yang tidak enak maupun peristiwa yang menyenangkan, tinggal bagaimana kita tetap memilih bertahan dan berharap yang terbaik.

Setelah saya menenangkan diri dengan berdoa, lalu coba membuat suasana kembali kondusif dengan bergabung ke tenda tetangga dan berbagi makanan juga berbagi cerita. Sampai perjalanan turun kembali pulang, saya mendapatkan teman baru juga cerita pengalaman yang baru.

Pada akhirnya saya dapatkan jawaban atas pertanyaan yang mengganggu pikiran tadi, bahwa setiap apa yang sudah saya lakukan pasti akan ada dampaknya. Tidak ada hal yang sia-sia atas apa yang sudah kita upayakan, memang saya tidak mendapatkan sesuatu yang nyata dalam perjalanan kali ini. Tapi setidaknya saya mampu bercerita dan menuliskan di sini, semoga bermanfaat.

jambore merapi mountain 2015

Post a Comment for "pergi bawa bekal, pulang bawa hasil"