Tujuan awal ingin ke papandayan, ternyata sampai nya ke cikuray
Tangerang, rabu 30 juli 2014.
Karena sedang suntuk dan butuh suasana segar, semalam perlengkapan sudah dipacking sebelumnya dengan niat ingin jalan ke Papandayan. Sengaja dipilih Papandayan karena pertimbangannya Garut masih cukup terjangkau, lagi pula truk sayur tujuan pulang ke Garut sangat banyak dari pasar induk Tanah Tinggi-Tangerang (ini karena lagi bokek).
Sekitar jam 22:00 wib gue jalan sendirian ke pasar induk Tanah tinggi, karena niatnya ingin menumpang truk sayur yang pulang ke arah Garut. Sesampainya disana bertemu dengan beberapa kelompok pendaki yang juga ingin naik gunung dan menumpang truk sayur, ketika ditanya tujuan mereka bervariasi. Ada yang ingin ke gunung Ciremai mereka mencari mobil dengan no polisi plat E, ada yang ingin ke gunung Gede-Pangrango mereka mencari mobil dengan no polisi plat F. Dan gue sendiri karena tujuan ke Garut mencari mobil dengan no polisi plat Z, sampai akhirnya ketemu juga barengan yang ke Garut. Tapi sayangnya tujuan 2 rombongan ke Garut bukan ke Gunung Papandayan, mereka ingin ke gunung Cikuray. Karena gue hanya sendiri setelah dipikir-pikir, mending ikut rombongan mereka aja karena gue memang belum pernah ke Cikuray juga. Setelah tawar menawar harga dengan sopir dan sopir menyelesaikan transaksi di pasar induk, kami pun berangkatlah ke Garut dini hari sekitar jam 2:00wib.
***
Garut, kamis 31 juli 2014.
Tiba di Garut menjelang subuh, gue terbangun karena udara yang sangat dingin ditambah truk sayur dengan bak terbuka. Setibanya di Patrol kami turun dan mencari mobil losbak kecil yang dapat mengantar ke Pos Pemancar-Cilawu desa Dayeuh Manggung, jalur pendakian gunung Cikuray yang biasa dilalui para pendaki. Sebenarnya ada beberapa jalur pendakian ke gunung Cikuray selain lewat Pos Pemancar, yaitu melalui Bayongbong desa Cintanagara dan Cikajang. Tapi kali ini gue ikut-ikutan rombongan yang berangkat lewat jalur Pos Pemancar-Cilawu Desa Dayeuh Manggung, karena ada beberapa orang dari rombongan tersebut sudah pernah mendaki melalui jalur itu (akuuuuuh mah ikut-ikutan aja lah, maklum masih anak bawang...heuheuheuheuheu).
pemandangan desa Dayeuh Manggung kecamatan Cilawu.
Setelah sarapan pagi di warung (padahal males bongkar carrier buat masak...heuheuheuheu), gue pun packing ulang barang bawaan dan bersiap untuk mulai jalan. Gue mulai jalan sekitar jam 09.00 wib dengan santai, bahkan dijalur sempat tidur dulu karena tidur di truk sayur itu tidak nyaman (Sopir truk nya mungkin lupa bawa penumpang di belakang, jadi bawa mobilnya kaya kebelet boker...asyuuuuuuu). Di jalur pendakian Pos Pemancar hanya terdapat air bersih di pos 1 dan pos 2, maka jika ingin mendaki ke gunung Cikuray wajib membawa air yang banyak. Karena dalam pendakian kali ini gue sendiri, gue lebih banyak berbicara dalam hati sendiri (cieeee....yang bakalan sering ngajak ngobrol sama hatinya sendiri...). Menghibur diri sendiri jika lelah dan bertemu dengan pendaki lain itu suatu kegembiraan (apalagi jika ketemu yang lucu, cantik dan keceeeee....*eeeeh), karena kebetulan saat gue mendaki bukan weekend. Jadi jalur pendakian hanya bertemu orang sedikit, ada senangnya ada rasa takutnya dalam mendaki sendirian. Sungguh pengalaman yang pertama kali dan sangat berkesan, karena di pos 2 gue udah hampir putus asa untuk melanjutkan perjalanan (akuuuuuuh nyeraaaah, akuuuuuh ga syangguuuuup rasanya...*lambaikan tangan ke kamera). Tapi bertemu dengan pendaki lain yang memberi semangat dan bilang di atas cukup ramai kog, jadi pasti ada temen di atas karena alasan gue hampir menyerah itu sebabnya jalan sendiri (cieeee banget banget sih kakak pendaki yang satu ini). Akhirnya gue pun bulatkan tekad lagi untuk tetap naik dengan santai, karena memang gunung Cikuray terkenal dikalangan pendaki dengan 3 D yaitu Dagu, Dada, Dengkul bisa ketemu saat nanjak (whaaaaaaaaaaat.....$#^@*!!@!!). Memang Cikuray sangat mantap untuk tanjakannya, gunungnya terlihat memang berbentuk segitiga sempurna seperti pyramid. Jalurnya bikin dengkul lemes belum lagi beban yang harus dibawa cukup lumayan, ditambah kurangnya air jika sudah melewati pos 2 (duuuuh, cobaan apa lagi ini ya TUHAN).
Setelah jalan perlahan-lahan, selangkah demi selangkah (kadang merayap saking capeknya...*adegan ini hanya dramatisir). Akhirnya karena hari sudah gelap gue putuskan untuk berhenti di pos 4 untuk membuka bivak untuk bermalam (Malam ini tak ingin aku sendiri....Kucari damai bersama bayanganmu....*nyanyi sendiri lagu tak ingin sendiri-dian pisesha ditengah hutan). Kali ini gue ga bawa tenda, jadi untuk bermalam gue gunakan ply sheet dan hammock di pos 4 dengan kondisi sendirian saat itu. Setelah bivak jadi gue pun masak untuk makan malam, sekitar jam 20:15 wib gue pun tidur. Gue benar-benar sendirian ditengah hutan, pikiran sih tetap mencoba positif. Baru gue liat orang sekitar jam 23:20 wib, ada 2 orang yang tiba di pos 4 mereka pun berniat buat tenda untuk istirahat disini. Dan sekitar jam 03:20 wib 2 orang tersebut sudah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke puncak mengejar sunrise, gue dengan kondisi masih ngantuk bilang mereka duluan aja karena gue juga belum sarapan dan beres-beres perlengkapan.
***
Pos 4 jalur pendakian Pos Pemancar gunung Cikuray, jumat 1 agustus 2014.
Sekitar jam 4:20 wib gue pun lanjutkan perjalanan setelah beres-beres perlengkapan dan packing ulang, jalan menanjak seperti tanpa bonus jalan datar (PR banget dah pokoknya, pagi-pagi udah bikin dengkul lemes). Akhirnya tiba juga di puncak bayangan, gue yang berpikir tidak memungkinkan bawa carrier sampai puncak menitipkannya ke orang yang dari semalam mendirikan tenda di puncak bayangan. Dan gue melanjutkan perjalanan ke puncak lenggang seperti tanpa beban, sangat menyenangkan rasanya berjalan tanpa beban di punggung.
setelah jalan beberapa jam dari puncak bayangan, akhirnya gue sampai juga di puncak gunung Cikuray.
Akhirnya perjalanan gue pun lancar setelah tadinya sempat bingung mau ke Papandayan ga jadi, dan sampainya ke Cikuray. Berjalan sendiri memang ada untung dan ruginya, pada akhirnya tau rasa mendaki sendirian. Tapi mau dalam mendaki sendiri atau bersama kawan-kawan, yang paling penting adalah UTAMAKAN KESELAMATAN.
Post a Comment for "Tujuan awal ingin ke papandayan, ternyata sampai nya ke cikuray"