Menembus jalur puncak Pangradin yang tertutup
Sore hari sekitar jam 16.30 wib awan mendung menyelimuti langit Curug-Kabupaten Tangerang, gue yang udah menunggu dirumah salah satu kawan seperjalanan untuk pergi ke desa Pangradin didaerah Jasinga-Bogor. Setelah semuanya berkumpul di rumah kawan yang memang sudah dijanjikan sebelumnya, saat hujan yang cukup lebat berhenti sekitar jam 18.30 wib kami pun berangkat dengan motor beriring-iringan melalui jalan Parung.
Dipertigaan sebelum masuk desa Pangradin, rombongan iring-iringan motor berhenti disalah satu minimarket untuk membeli perbekalan selama disana dan tidak lupa untuk foto-foto (ini bukan kelompok genk motor loh ya).
Setelah sampai rumah kawan didesa Pangradin sekitar jam 21:30 wib, rombongan kami disambut hangat kekeluargaan oleh tuan rumah. Kami pun beristirahat sejenak, karena perjalanan ke arah Jasinga rusak parah dan cukup melelahkan. Sambil ngobrol-ngobrol santai dan becanda memecah keheningan malam, disajikan teh hangat dan camilan adalah hal yang tidak dapat dibeli dengan nilai uang berapa pun itu. #Mendadak Bijak
Sekitar jam 23:00 wib semua mempersiapkan kembali perbekalan dan perlengkapan yang akan dibawa, dan sebelum tepat jam 24:00 wib kami mulai pendakian ke puncak Pangradin.
sesaat sebelum memasuki hutan dan rombongan beristirahat sejenak.
Perjalanan dilanjutkan kembali, dengan menembus pepohonan yang mulai rapat. Hanya jalan setapak yang nampak di depan mata dengan kiri dan kanan pohon hijau cukup tinggi, seolah memagari sepanjang langkah kaki kami berjalan. Sepanjang perjalanan ga menemui orang lain selain tim kami yang biarpun sedikit jumlahnya, namun suaranya dominan ketimbang suara para binatang malam atau mahluk nocturnal di sepanjang jalur pendakian. Sampai akhirnya kami pun tiba di tanah yang lumayan lapang untuk
membangun tenda dan beristirahat, perjalanan dilanjutkan besok pagi agar
kondisi badan tetap fit.
***
Pangradin, minggu 23 januari 2011.
selamat pagi desa Pangradin, dan inilah penampakan suasana pagi ini.
sambil memperkenalkan beberapa kawan seperjalanan kali ini.
Dimulai dari yang pertama mas Ade Priyanto selaku Ketua FKPPAT, yang memimpin kami dalam perjalanan kali ini. Kedua bang Iwan Jumaedi selaku Humas FKPPAT, yang humoris dan sangat supel bergaul dengan siapa saja meski baru kenal. Ketiga ini ada mas Danang dari Keong Adventure yang masakan rica-rica nya paling enak. Keempat bang Imanudin atau biasa dipanggil Lay, sampai sekarang gue bingung kenapa dipanggil bang Lay. Kelima bang Banyu yang punya ide untuk ke Pangradin, karena dia sudah pernah ke Pangradin 3 kali belum sampai tembus ke puncak nya karena jalur tertutup. Maka dari itu sekarang ini kami kali ini mencoba untuk membuka jalur yang sudah lama tertutup. Keenam Wahyu dari kelompok pecinta alam Hypo-Tangerang, sebenarnya masih ada lagi tim yang hadir cuma malu-malu buat difoto termasuk gue.
dan ini adalah menu sarapan pagi kami
Atur posisi duduk, dan mari makan.....!!!!!!
Seusai sarapan sekitar jam 7:30 wib kami melanjutkan perjalanan kembali, dengan jalur yang mulai menanjak dan tertutup rapat. Bagian depan membuka jalan dengan mengikuti bekas jalur yang tertutup, jalur memang cukup rapat dengan ranting-ranting tumbuhan yang berduri. Ada beberapa orang dari tim kelompok terkena tumbuhan berduri yang jika terkena kulit bikin gatel-gatel, jika tidak digaruk rasanya panas seperti terbakar (seperti dihadapkan situasi yang serba salah banget kan tuh).
Dan akhirnya sekitar jam 11:30 wib kami sampai ditanah tertinggi di Pangradin, karena jalan yang sudah tidak ada lagi tanjakan. Nampak gunung pongkor tempat penambang emas dari kejauhan, akhirnya perjalanan kali ini tembus sampai tanah tertinggi Pangradin. Rasa puas dan lemas bercampur jadi satu, apalagi ditambah cuaca yang sangat panas saat itu (sampai bawah keinginan gue paling sederhana yaitu mau es cendol....*muka penuh khayalan*).
dan ini foto dalam perjalanan turun, rombongan kami sampai desa sekitar jam 14:00 wib.
Ga lama setelah bersih-bersih, kami pun pamit pulang kepada tuan rumah untuk kembali ke Tangerang. Mungkin suatu saat nanti akan kembali lagi ke Pangradin, untuk silaturahmi dengan kawan dan keluarga yang menyambut kami selama di Pangradin. Dan perjalanan yang cukup melelahkan tapi mengesankan ini berakhir menyimpan pengalaman tersendiri, tentang membuka jalur yang sudah lama tertutup, kebersamaan yang akrab, dan cerita lucu selama perjalanan.
Satu kata yaitu ISTIMEWA...!!!!!!!!!!!
Satu kata yaitu ISTIMEWA...!!!!!!!!!!!
kang, untuk perjalanan ke puncak pangradin birokrasi ke siapa, cuacanya gmn?
ReplyDeleteane rencana mau mampir kesana sama kawan..
apa aja yang perlu disiapin kalu mau kesana?
terima kasih sudah mampir ke blog ini dan membacanya, saya waktu ke pangradin pada tahun 2011. sudah lama sekali tidak berkunjung kesana, untuk birokrasi nya karena waktu itu ada kawan seperjalanan saya yang sering berkunjung kesana dan mempunyai kenalan disana. untuk saat ini saya belum tau info lengkap kesana, mungkin bisa menghubungi kepala desa atau pihak yang terkait dengan ijin di desa tersebut.
ReplyDeletetks atas kunjunganya sy selaku warga pangradin jd bangga karena kearifan dan kehangatan dalam penyambutan tamu nya saya sendiri warga baru 3 th ini tingal di pangradin sudah betah dan nyaman
ReplyDelete