Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Merbabu, gue titipkan kenangan yang membisu dalam setiap langkah menjamah punggungmu


Tangerang, kamis 26 februari 2015.
Menjelang sore hari langit di Tangerang Selatan gelap diselimuti awan mendung (sama kaya kondisi hati gue, ah sendu....), tapi tidak membuat niat gue mundur untuk pergi ke Jawa Tengah untuk mendaki gunung Merbabu. Kali ini gue pergi ga sendiri, temen seperjalanan gue kali ini temen kerja yang bernama Rosario Larasatika Dewi Muda. Gue dan Tika berangkat dari tempat kerja sekitar jam 17.00 wib menuju stasiun Pasarsenen melalui commuter line stasiun Serpong, saat diperjalanan hujan deras pun turun bersamaan dengan kilat dilangit Tangerang Selatan sore menjelang maghrib (ga cuma kilat, tapi pake suara yang menggelegar gemparkan dunia percintaan....eeeeh).

***

Lagi-lagi tiba di stasiun Pasarsenen menjelang keberangkatan (untungnya kagak telat, horror banget kalo sampai telat), gue naik kereta Progo sampai Jogjakarta dan akan melanjutkan dengan naik bus ke arah Magelang. Persiapan sudah dilakukan dari jauh hari, manajemen perjalanan dibuat rapi dengan mencari beberapa informasi dari internet dan beberapa kawan-kawan yang pernah ke merbabu sebelumnya.

***

Jogjakarta, jumat 27 februari 2015.

07:00 wib tiba di stasiun Lempuyangan gue dan Tika langsung menuju halte Trans Jogja tidak jauh dari stasiun Lempuyangan yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki ± 20 menit, dari halte itu menuju ke terminal Jombor dan dilanjutkan dengan naik bus ke arah Magelang. Sesampainya di terminal Magelang kita naik mobil elf ke arah Kopeng-Salatiga turun pertigaan Kaponan gapura desa Wekas, dari sana disambung naik ojek sampai basecamp pos lapor gunung Merbabu jalur pendakian Wekas....Gooooaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaalllllllll.....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! (gaya penyampaiannya seperti komentator pertandingan sepak bola).

DSCF3004-horzSampai di basecamp sekitar jam 11:30 wib, kita pun makan dulu di basecamp Mitra Indah dan packing ulang persiapan untuk pendakian. Sekitar jam 13:00 wib gue dan Tika memulai perjalanan santai, dengan kondisi cuaca berkabut kita jalan pelan-pelan.

DSCF3006kondisi berkabut di jalur pendakian.

DSCF3009istirahat sejenak tidak jauh dari Tegal Arum, pos 1 jalur pendakian Merbabu lewat Wekas.

DSCF3014-horzini adalah peta yang gue dapet dari internet.

PETA-JALUR-PENDAKIAN-SELO-horz

sumber : jalur pendakian
Setelah jalan cukup menanjak selama 4 jam (jaluuuuurnya mantaaaaap cuk), akhirnya tiba juga di pos 2 tempat kita akan bermalam untuk melanjutkan perjalanan esok harinya. Di pos 2 jalur pendakian Wekas dipilih karena di sini terdapat air bersih untuk kebutuhan memasak, dan tempatnya cukup luas untuk menampung beberapa tenda. Di perjalanan kali ini juga gue bertemu kawan baru dari Jogjakarta, namanya mas Budi dan mas Ronny. Untuk menghangatkan suasana, kami saling bertukar cerita dan pengalaman sepanjang sore hingga menjelang malam.

suasana pemandangan di pos 2 jalur Wekas.

DSCF3030-tile***

Pos 2 jalur Wekas gunung Merbabu, sabtu 28 februari 2015.
Pagi hari seperti biasa ketika di gunung, gue paling males jika harus bangun terlalu pagi sebelum matahari muncul (ga ada bedanya waktu dirumah juga, sama malesnya kalo suruh bangun pagi, heuheuheuheuheuheu). Tapi karena melihat jam tangan menunjukan pukul 08:00 wib, ditambah panggilan alam perut kelaperan jadi harus segera membuat makan untuk sarapan.  Dalam perjalanan kali ini juru masaknya adalah Tika, hampir semua masakan Tika yang membuat dan rasanya pun nikmat. Ga salah lah gue ajak temen jalan kaya Tika, selain kuat jalan juga ga rewel dia ga males buat ambil air dan lainnya (tepuuuk tangan meriah buat Tika.....prok....prok...prok).

Sekitar jam 10:00 wib kita lanjutkan perjalanan ke puncak Merbabu, dan membawa semua perlengkapan karena rencana perjalanan kali ini melintas naik Wekas turun Selo. Jalan santai lanjut lagi (emang sejak kapan gue naik gunung cepet, heuheuheuheuheuheuheu), setapak demi setapak melalui jalur yang memang cukup jelas dan kadang menanjak.

perjalanan menuju puncak Merbabu yang sangat indah.

20150228_125258-tile20150228_125310-tileDSCF3060-tilelagi asik sendiri sama mainan barunya, (biarin jangan diganggu).

DSCF3096-tileapa yang anda pikirkan tentang ini?

DSCF3088-tile***

Akhirnya sekitar jam 14:05 wib sampai juga ke puncak Kenteng Songo-gunung Merbabu, langsung disuguhin pemandangan gagahnya gunung Merapi yang terselimuti awan-awan putih seperti kembang gula di langit mimpi. Sesampainya di puncak dalam hati gue merasa takjub bercampur haru, karena semua memori tentang jalan bersama pasangan terlintas jelas (Njiiiiiiir...mulai melankolis lagi).

DSCF3106-tile DSCF3126-tile


Sambil menghabiskan sebatang rokok (ga ada kopi rasanya kurang banget), puas berfoto dan menikmati pemandangan puncak Kenteng Songo-gunung Merbabu yang sangat mengesankan. Gue dan Tika bersiap-siap kembali untuk perjalanan turun melalui jalur Selo, setelah packing gue mencoba tersenyum dan melupakan semua yang terjadi belum lama ini. Sekaligus menutup semua cerita lama ke dalam bagian terdalam otak yang merekam semua kenang-kenangan, untuk melangkah ke perjalanan yang baru (walau beratnya melebihi carrier yang gue bawa).
 
IMG-20150303-WA0042-tile
***

DSCF3132-tileDSCF3158-tileDSCF3146-tilePerjalanan turun senantiasa memanjakan mata karena hijau sabana di Merbabu memang indah sekali, tak hentinya berdecak kagum apa yang TUHAN telah ciptakan. Sampai di basecamp pos lapor pendakian gunung Merbabu jalur Selo malam hari sekitar jam 19:45 wib (dengan dijalan ngalamin kejadian yang bikin bulu kuduk merinding, hihi...hiiii...hiiiii....boo!!!), dan kita putuskan untuk istirahat bermalam di rumah kang Bari. Ternyata banyak juga yang akan naik ke gunung Merbabu malam harinya melalui jalur pendakian Selo, sampai malam pun terus berdatangan pendaki yang baru sampai basecamp dan singgah sebentar di basecamp kang Bari untuk makan lantas bersiap-siap melanjutkan perjalanan.

***

Rumah kang Bari basecamp pos pendakian jalur Selo, minggu 1 maret 2015.

Pagi hari bangun tidur langsung sarapan dan bersiap-siap untuk turun balik mampir ke Semarang, sampai Semarang jam 16:30 wib. Karena kereta masih sangat lama, jadi gue dan Tika berniat jalan-jalan sekitaran Semarang yang tidak jauh dari stasiun Semarang Poncol. Akhirnya diputuskan kita akan mampir ke Simpang Lima, Lawang Sewu dan belanja sedikit oleh-oleh di jalan Pandanaran.

makanan khas Semarang, nama nya tahu gimbal.

DSCF3164Setelah mampir makan di Simpang Lima, gue sama Tika pun berjalan kaki dari Simpang Lima sampai Lawang Sewu. Ternyata lumayan juga jalan kaki dari Simpang Lima sampai Lawang Sewu (asyuuuuuu, gue pikir deket, ternyataaaaaa gue salaaaaaah perkirakan), apalagi ditambah kondisi kaki masih pegal setelah turun gunung (rasanya mau naik roller blade minta ditarik sama sopir taksi, soalnya bapak-bapak angkotnya kagak ada).

***

barang-barang bersejarah yang pernah ada dalam Kereta Api Indonesia sejak zaman dahulu.

DSCF3168-tile DSCF3186-tile DSCF3189-tile DSCF3216-tilepetang di Lawang Sewu Semarang membuat melankolis.

DSCF3221-tilePerjalanan kali ini selesai setelah menghabiskan waktu sampai malam di Lawang Sewu Semarang, kita harus jalan kaki lagi (asyuuuuuuuu capeknya dobel ini mah). Lawang Sewu tempat yang menyimpan beragam kisah tertanam disetiap sudut tempatnya, jadi jika ke Semarang itu wajib dikunjungi. Sambil menunggu kereta balik ke Jakarta gue teringat raut-raut wajah orang terdekat, begitu kuat rasa keinginan untuk pulang kembali kerumah.

DSCF3238***

Post a Comment for "Merbabu, gue titipkan kenangan yang membisu dalam setiap langkah menjamah punggungmu"