Jalan-Jalan Manja edisi Curug Leuwihejo
hold my hand and i'll go anywhere with you
Setelah istirahat yang cukup panjang dan kondisi fisik pun dirasa sudah mulai pulih, semenjak awal tahun diberi kesempatan untuk istirahat total karena ulah nyamuk-nyamuk nakal (dibaca: kena DBD). Badan nge-drop ketika sedang berada di Pulau Semak Daun, waktu itu badan rasanya ga karuan banget dah ah. Karena jenuh dan ingin nyari hiburan yang ga bikin capek maka dicarilah tempat yang ga jauh dari Tangerang, pilah-pilih nyari informasi dan menilai dengan berbagai pertimbangan maka diputuskan akan menuju curug leuwi hejo.
JALAN-JALAN MANJA edisi CURUG LEUWIHEJO
Minggu 24 januari 2016.
Perjalanan dimulai dari pagi karna tujuan kali ini adalah perjalanan one day trip, dan Maleo siap mengantarkan kita untuk menuju Curug Leuwihejo. Perbekalan untuk kesana sudah belanja dari rumah kesayangan gue Maria Magdalena Deotami, packingan sengaja dibuat ala-ala piknik gitu (cuma bawa kompor dan ply sheet).
Perjalanan lancar seperti biasa melewati BSD-Ciseeng-Parung-Bogor-Sentul, hanya sekali istirahat di depan minimarket daerah Sentul itu pun karna hari sudah siang (spiiik.....padahal nyari tempat ngadem). Beli air mineral dan ngemil gorengan buat ganjel perut juga ngerokok santai, sambil istirahatkan pantat yang pegel sih sebenernya (berasa penuaan dini, udah kagak kuat duduk lama).
Setibanya masuk desa yang sudah dekat dengan Curug Leuwihejo disuguhin pemandangan yang hijau, tampak mata hamparan bukit layaknya sabana di merbabu (kereeeeeen banget dah ah). Ternyata lokasi Curug Leuwihejo tidak jauh dengan Gunung Pancar, tempat biasa kemah dan lagi banyak dikunjungi hutan pinusnya yang katanya instagramable. Sesampainya didekat lokasi Curug ternyata jalannya rusak parah, dan masih berupa tanah merah (whaaaaaat....tanah meraaaaaaaah,iyuuuuuuh *sambil ngelap keringat dijidat*). Jadi kali ini Maleo kerja lebih keras lagi untuk melalui jalan itu, sesekali glesor karna licinnya jalan setelah hujan semalaman (gue jadi berasa naik motor trail....cadaaaaas!!!!).
Untuk parkir motor tersedia di beberapa rumah warga yang terdapat warung untuk jajan dan istirahat sejenak sebelum atau sesudah jalan dari curug, sedangkan parkir mobil gue kurang memperhatikan tapi ada sebelum naik ke jalan setapak. Setelah nitip Maleo kita packing ulang dan langsung ke curug karna waktu sudah semakin siang
.
Gue mau cerita sedikit mengenai biaya yang harus dikeluarkan selama disana (cieeee curhat colongan, uhuuuuuk!!!!!), sebelum masuk Curug Leuwihejo tepatnya persimpangan dari banner petunjuk jalan diminta retribusi (entah itu retribusi liar atau resmi, tapi karna ada bukti kertasnya yasudah.....lah ya). Lalu lanjut lagi dengan jalanan rusak yang masih tanah merah belok ke kanan ada jalan kecil setelah melalui jalan menurun dan jembatan (± hanya muat dilalui 2 motor dengan jalan setapak) menanjak akan berhenti di depan rumah warga, kita bisa menitip motor disana dengan membayar parkir (kalo ini gue ga merasa keberatan bayar parkir lagi, toh kendaraan memang dijaga). Lantas untuk menuju Curug kita berjalan memasuki jalan rumah warga setempat, tidak jauh kita berjalan melipir dan agak menurun, kita bayar retribusi untuk masuk kedalam Curug Leuwihejo. Untuk biaya retribusi waktu itu gue bayar Rp. 10.000,- aja per orangnya, masih terjangkau untuk beberapa kalangan. Begitulah kira-kira perkiraan biaya yang dikeluarkan, namun harga yang gue sebutkan sewaktu-waktu akan berubah tanpa pemberitahuan.
Setibanya di curug sudah ramai orang-orang yang berkunjung dari pagi, kanmaen dah ah ramenya pada dateng dari jam berapa ya (padahal gue sampe sini sekitar jam setengah 12an). Maklum hari libur apalagi tempatnya terjangkau jika dari JABODETABEK, jadi rasanya ga heran Curug Leuwihejo akan ramai dan padat oleh pengunjung. Tanpa buang waktu cari posisi enak buat naruh barang bawaan, lantas buka celana langsung masuk ke air. Kalo main air ga nyebur ibarat makan sayur tanpa garam ada yang kurang rasanya, setelah gue dan kesayangan puas main air sambil foto-foto baru berhenti lalu naik ketika perut udah mulai kelaperan (ditandai dengan gejala perut kruyuk-kruyuk).
Jadi apa yang akan kita makan siang ini???
Sambil menggoda kesayangan gue Maria Magdalena Deotami yang lagi mempersiapkan makan siang kali ini, pokoknya kalo dia yang masak itu juara banget dah. Menu siang ini adalah cah kangkung saus tiram, ditambah dengan ikan asin, beuuuuuh nikmat mana lagi yang dapat didustai ketika habis main air terus kelaparan habis itu dihidangkan makanan enak oleh kesayangan. Coba bayangkan!!!
Setelah perut terisi kita langsung nyebur lagi ke air, main air lagi karena masih belom puas mainnya. Tapi ga lama kita nyebur lagi malah gerimis kecil apalagi ditambah hawa yang udah mulai dingin, akhirnya kita putuskan untuk sudahi main air nya dan bersih-bersih.
Karena masih gerimis kita numpang berteduh di warung dekat kamar mandi bilas, setelah hujan reda kita langsung bergegas balik ke tempat penitipan motor. Ga lama kita langsung balik ke arah Tangerang, melalui jalur yang sama dengan perjalanan pergi. Sempat mampir di warung makan di daerah sentul, cuma agak lupa nama warungnya. Soto babat mantap juara banget dah ah, kuah nya dengan bumbu yang sudah meresap kental (ah nikmat banget dan harga nya pun terjangkau, sayangnya ga sempet nanya nama warung soto nya apa).
Perjalanan pulang ke Tangerang cukup lancar, tiba sampai dirumah sekitar jam setengah 9 malem karena berjalan santai dan pelan-pelan. Sambil menikmati perjalanan juga karena lumayan capek habis Jalan-Jalan Manja sehari, walaupun nampaknya dekat dan cukup terjangkau ternyata lelahnya sama saja seperti Jalan-Jalan Manja ke tempat lain di luar kota.
Terima kasih untuk Maleo untuk mengantar kita dalam Jalan-Jalan Manja edisi Curug Leuwihejo kali ini, sangat berkesan tentunya dan bagi yang butuh hiburan untuk me-refresh otak dengan pemandangan alam dapat menjadikan Curug Leuwihejo alternatif pilihan liburan sehari terutama yang sedang berada di JABODETABEK.
Post a Comment for "Jalan-Jalan Manja edisi Curug Leuwihejo"